Tarsius adalah primata dari genus Tarsius, suatu genus monotipe dari famili Tarsiidae, satu-satunya famili yang bertahan dari ordo Tarsiiformes. Meskipun grup ini dahulu kala memiliki penyebaran yang luas, namun semua spesies yang hidup sekarang jumlahnya terbatas dan ditemukan di pulau-pulau di Asia Tenggara.
Primata terkecil di dunia ini ada di Indonesia, tepatnya di Sulawesi. Hewan endemik Sulawesi ini bisa melompat cukup jauh dan sangat romantis terhadap pasangannya.
Tarsius mudah dijumpai di Suaka Margasatwa Tandurusa di Aer Tembaga dan Cagar Alam Tangkoko Batuangus, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Hewan ini menjadi maskot pada Perkemahan Bakti Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti (Pertikawan) Regional Sulawesi dan Maluku tahun 2023.
Seperti dilansir indonesia.go.id, sedikitnya ada 11 jenis tarsius di Sulawesi, yaitu T. tarsier, T. fuscus, T. sangirensis, T. pumilis, T. dentatus, T. pelegensis, T. lariang, T. tumpara, T. wallacei, T. spectrumgurskyae, dan T. supriatnai.
Hewan ini berukuran sangat kecil, besarnya tak lebih dari genggaman tangan orang dewasa. Panjang tubuhnya kurang dari 160 milimeter, sedangkan panjang ekornya antara 135 hingga 275 milimeter atau hampir dua kali lipat badannya.
Tarsius memiliki kaki belakang yang panjang. Hampir dua kali lipat ukuran badannya. Kaki yang panjang ini membuat Tarsius bisa melompat hingga jarak tiga meter.
Satwa nokturnal ini aktif pada malam hari. Ketika malam mereka keluar dari sarang di pohon beringin untuk menjelajahi daerah mereka. Ketika siang, Tarsius menjadi lebih pasif, menghabiskan waktu dengan bersembunyi dan tidur di dahan.
Hal unik yang biasa ia lakukan adalah bisa memejamkan sebelah mata dan membiarkan mata satunya terbuka lebar ketika tidur. Kebiasaan unik lainnya adalah ketika peralihan waktu dari siang ke malam, pasangan tarsius akan melakukan duet call, yaitu mengeluarkan suara bersahut-sahutan.
Hewan ini termasuk dalam daftar fauna langka dan dilindungi sebagaimana Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, serta PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Sifat hewan ini adalah setia karena hanya memilih satu pasangan. Ketika pasangannya mati, Tarsius tidak akan mencari pasangan baru, ia akan membujang seumur hidup. Kelangkaannya dimungkinkan dari sifat monogami ini. Selain itu, perburuan Tarsius juga menjadi hal yang tidak bisa dipungkiri membuat hewan ini semakin langka.
CST